Mading kepanjangan dari kata majalah dinding merupakan suatu jenis komunikasi media masa tertulis yang sederhana. Mading merupakan contoh media masa dalam lingkup kecil seperti sekolah. Aspek sejarah Mading menjadi pelopor lahirnya sejumlah media masa di zaman sekarang ini. Pasa zaman kerajaan Romawi Kuno Mading berguna sebagai media informasi. Pada masa Yulius Caesar memerintahkan anak buahnya untuk memasangacta diurna (papan pengumuman) di Forum Romanum (stadion Roma) pada tahun 59 sebelum Masehi. Pengertian majalah pada Mading merujuk pada penerbitan waktu yang berkala. Seperti waktu berkala mingguan, dwi mingguan hingga bulanan. Mading merupakan miniatur koran dalam segi pandangan isi rubrik dan perwajahan dalam bentuk halaman. Prinsip dasar mading yang dominan berupa majalah yang penyajian dalam bentuk terpampang di dinding atau menyerupai dinding. Isi penyajian mading berupa tulisan, gambar dan kombinasi antara keduanya dalam bentuk kolom-kolom. Terdapat berbagai macam-macam hasil karya, cerita, teka-teki silang, vignyet, karikatur, lukisan, dan semuanya disusun secara variatif dan menarik. Unsur-unsur tersebut memiliki keseimbangan visual dan verbal, nuansa pewarnaan, dan keseimbangan proporsional.
Mading merupakan ragam prasaran berbentuk pers khusus yang digunakan dalam lingkunan sekolah. Susunan skema Mading menurut Widayat (1996) terdiri dari : (a) rubrik editorial atau tajuk rencana, (b) rubrik pemberitaan, (c) rubrik feature atau artikel karya ilmiah, (d) rubrik kreatif sastra, dan (e) rubrik umum.
Rubrik editorial atau tajuk rencana pers khusus Mading merupakan opini redaksi terhadap suatu permasalahan aktual dalam kehidupan sekolah atau masyarakat sehingga tercermin konsep pada editorialnya. Tajuk rencana pada Mading sekolah atau perguruan tinggi ditulis oleh guru atau tim guru yang telah ditunjuk. Tajuk rencana memiliki klasifikasi empat macam pertama, tajuk interpretasi kedua, tajuk kritik ketiga, tajuk persuasi dankeempat,tajuk pujian.
Tajuk interpretasi yang menyajikan paparan pendapat tentang suatu permasalahan yang sedang terjadi. Agar memperoleh opini publik dalam membentuk pandangan tertentu di lingkungan pembaca.
Tajuk kritik memaparkan penyajian berbentuk kritikan yang membangun pemikiran terhadap isu-isu keganjilan di lingkunagn pembaca. Sehingga terjadi perubahan wewenang oleh lembaga untuk kepentingan umum.
Tajuk persuasif memaparkan rencana ajakan bagi pembaca untuk melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum. Misal mengajak pembaca untuk bertindak disiplin dalam kegiatan belajar di sekolahan.
Tajuk pujian menyajikan paparan yang membangkitkan tindakan kebersamaan dalam sikap tujuan tertentu. Misal paparan tentang seseorang yang berprestasi yang meraih kesuksesan tinggi dalam bidang profesinya.
Rubrik pemberitaan yaitu pemaparan berita-berita baik menyangkut kegiatan pendidikan sekolah atau luar sekolah. Ruang rubrik pemberitaan dalam lingkup bidang olahraga, pramuka, kesenian, PMR, laporan darmawisata, ujian, kegiatan perpustakaan dan sebgaianya. Isi berita disajikan menarik peminat pembaca dalam kegiatan-kegiatan pelaksanaan yang akan datang. Seperti pelaksanaan ujian tengah semester, ujian tengah semester, ujian akhir sekolah, ujian nasional hingga jadwal peringatan HUT Sekolah.
Rubrik feature atau artikel karya ilmiah ini memiliki ruang lingkup wawasan pengetahuan yang sangat luas. Sehingga dalam artikel memiliki cabang pembagian seperti, artikel ilmiah populer, artikel budaya, artikel politik, artikel olahraga, dan artikel penunjuk proses suatu cara untuk melakukan suatu hal kegiatan. Sedangkan dalam feature atau karangan yang dilengkapi data dan rangkaian penjelasan mengenai suatu ilmu pengetahuan untuk diperaktekan. Sehingga karangan tersebut menjadi menarik untuk dibaca dan mencoba mengkaji dengan mempraktekannya. Berbagai macam bentukfeature atau karangan diantaranya sketsa humor, sketsa kehidupan para tokoh ternama, dokumen biografi dan autobiografi yang objektif, sejarah menarik, perjalanan kisah pengalaman seseorang, dan analisis yang bersifat inofatif.
Rubrik kreatif sastra yang meliputi drama, esai, cerpen, hikayat, lirik lagu, puisi, pantun dan lain-lain.
Rubrik umum bisa berisikan anekdot, surat pembaca, TTS dalam rangka meningkatkan minat membaca bagi para siswa sekolah. Guru memberikan tugas kepada siswa-siswa untuk mengutip dan mengembangkan karya orang lain di majalah untuk ditempelkan di Mading.
Mading memiliki sarana pelengkap untuk dunia jurnalistik dengan biaya media yang murah di lingkungan sekolah. Dalam pembuatan Mading tidak terlalu sulit ataupun rumit karena keterbatasan materi. Media Mading dapat dijumpai di tempat-tempat seperti sekolah, kampus bahkan tempat ibadah juga ada. Persyaratan pembuatan Mading mengalami kemajuan yang dahulu ditulis dengan tulisan indah oleh tangan sekarang bisa diketik pakai komputer yang lebih menarik. Mading mengikuti perkembangan dunia teknologi dengan sistem penulisan komputerisasi. Penataan pembuatan Mading menyamai surat kabar seperti penulisan kolom yang terlihat memikat untuk dibaca. Adapun bagian-bagian lengkap Mading yang diterbitkan di sekolah seperti berikut:
Nama Mading yang dilengkapi visi, motto, alamat, dan nomor edisi.
Redaksional
Daftar isi
Penghantar redaksi
Tajuk rencana
Berita sekolah atau dunia pendidikan
Reportase
Karya sastra (pantun, puisi, cerpen, cerber, dan lain sebagainya)
Feature
Opini
Artikel, tips, dan lain-lain
Pojok
Karikatur, kartun, vignyet, ilustrasi, gambar, dan foto-foto
Dalam pemberian sebuah nama Mading dilakukan penentuan dalam rapat oleh anggota-anggota redaksi
Mading yang melibatkan pembina atau pengelola Mading. Setelah nama Mading terbuat sesuai kesepakatan bersama kemudian diikuti dengan perumusan visi atau motto mading. Bahan dan peralatan Mading yang digunakan sebelumnya juga tersedia dengan rapih. Termasuk juga terbitan-terbitan yang sudah dimuat dalam Mading harus diarsipkan dan disimpan secara terperinci. Hal-hal yang diperlukan dari peralatan dan bahan dalam pembuatan Mading adalah sebagai berikut:
Box atau tempat penyimpanan arsip-arsip Mading
Kotak karya sebagai wadah karya para siswa yang akan dimuat di Mading
Background atau kertas landasan baik kertas manila atau asturo yang berwarna atau tidak berwarna, dengan ukuran yang disesuaikan luas mading, umumnya 110 x 80 cm.
Kertas HVS (lebih utama yang berwarna bisa juga memakai kertas asturo tergantung kreativitas yang diinginkan)
Alat-alat tulis seperti pensil, spidol, dan penghapus
Lem
Gunting atau pisau cutter
Penggaris ukuran panjang atau pendek
Komputer sebaiknya dengan alat print berwarna
Seperti majalah pada umumnya Mading juga memiliki awak redaksi yang bergeulut menguasai dalam bidang tulis-menulis. Untuk mencapai kesuksesan dan semangat berkreasi bagi para siswa dalam mengurusi redaksional Mading terbagi menjadi pimpinan redaksi Mading, wakil pimpinan redaksi Mading, sekretaris redaksi Mading, reporter Mading, dan penata letak Mading.
Pimpinan Redaksi Mading
Memiliki tanggung jawab utama dalam penerbitan suatu Mading secara berkala, melakukan koordinasi tim dan konsolidasi dengan pembina. Dalam memenuhi aspek kebutuhan atau kesulitan dalam penerbitan, serta mencari penyelesaian masalah dilakukan dengan memimpin rapat redaksi.
Wakil Pimpinan Redaksi Mading
Memiliki tanggung jawab menggantikan posisi pimpinan redaksi ketika berhalangan hadir dalam rapat. Selain itu bertugas membantu pimpinan redaksi untuk mengecek kesempurnaan penerbitan Mading.
Sekretaris Redaksi Mading
Bertugas pengelolaan administrasi yang bersifat redaksi seperti surat-menyurat, biaya operasional redaksi, dan honorium. Memeriksa kesiapan redaksi sebelum menyerahkan kepada pimpinan redaksi Mading atau wakil pimpinan redaksi Mading.
Reporter Mading
Melakukan tindak kerja lapangan dengan meliput sutu kejadian yang sedang berlangsung dengan keterang-keterangan terpercaya. Hasil dari liputan itu ditulis dan diselesaikan sesuai kebijakan tenggat waktu terbit yang akan dimintai pertanggungjawaban kepada pimpinan redaksi Mading dan wakil pimpinan redaksi Mading.
Penata Letak Mading
Mengatur perencanaan tata letak visual baik berupa teks atau gambar media sehingga terlihat menarik. Penataan letak juga sesuai kebijakan redaksi yang hasil kerjanya akan diminta oleh pimpinan redaksi atau wakil pimpinan redaksi.
Masih banyak lagi bagian-bagian penyempurnaan selain yang disebutkan di atas seperti distributor, fotografer, ilustrasi dan sebagainya dalam Mading.
Pada dasarnya mading dikelola secara sederhana yang biasa kita temui di sekolah tingkat dasa hingga tingkat atas. Semakin hari Mading ini dapt ditemui dan dipajang oleh lembaga-lembaga seperti kantor balai desa, kantor bupati dan lain-lain. Bahkan ditempat-tempat umum terpajang seperti di halte, terminal, stasiun kereta api dan lain sebagaianya. Format Mading disusun secara sederhana yang meliputi bentuk, penampilan, pengelolaan hingga keterbatasan ruang kolom yang disediakan. Hal ini untuk melatih dan mengenalkan kepada anak didik untuk mencoba berkarya dalam meningkatkan tulisan mereka.
Kesederhanaan Mading terlihat dalam lembaran yang ditampilkan tidak seperti koran yang berlipat ataupun buku majalah yang kita kenal. Selain itu kesederhanaan mading dapat dirasakan ketika membaca Mading secara sepintas dan mudah dimengerti tanpa membuag-buang waktu. Jarak ukuran membaca mading dari mata kita bisa lebih dari 30 cm hal itu dikarenakan hiasan tulisan yang menarik dalam ukuran besar. Dilengkapi juga dengan gambar-gambar pada kolom ruangan yang bertujuan untuk memberi warna sehingga tidak terasa jenuh. Selain itu warna cover dasar yang menarik pembaca yang telah dilirik oleh orang yang yang melintas.
Perwajahan atau yang biasa kita sebut lay out dipoles dengan rupa cantik yang sedemikian rupa. Ditinjau dari tulisan Mading berupa tulisan-tulisan segar, tulisan-tulisan hangat, tulisan-tulisan baru, dan tulisan-tulisan yang belum banyak dibaca oleh orang. Ruangan kolom pengantar redaksi Mading ditulis oleh guru pembimbing atau pengelola Mading. Kolom berita bisa diisi oleh tulisan guru atau siwa-siswa (wartawan sekolah). Begitu juga dengan kolom-kolom lain yang diisi oleh yang ahli dalam bidang Mading. Tempelan teks Mading yang baik adalah yang isinya bukan guntingan atau jiplakan dari koran atau majalah sungguhan. Kemudian judul berita atau kepala berita Mading yang menarik dan bisa merangkum dari keseluruhan isi yang telah tertampil berbeda-beda.
Dalam perkembanganya mading telah berubah sangat maju itu terlihat dari adanya mading 2D hingga 3D (3 dimensi). Perkembangan yang spektakuler dan interaktif terlihat dari bentuk yang menarik, bisa bergerak, bersuara, dan mengeluarkan cahaya warna-warni. Sehingga mading tidak hanya komunikasi interaktif tapi juga fun.
0 komentar:
Posting Komentar